Hipertensi Tak Bisa Disembuhkan, Fakta atau Mitos?

Tekanan darah luhur atau hipertensi tak dapat diobati namun bisa dikendalikan atas menjaga pola berjiwa sehat, konsumsi makanan bergizi, serta aktif berolahraga. Kendati begitu, pengendalian hipertensi rupanya juga bisa dilakukan atas mengonsumsi obat anti-hipertensi adapun kerap diasaling menolongan berlebihan orang.
Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S menjelaskan bahwa seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila memiliki tekanan darah sistolik lebih daripada atau pas dengan 140 mmHg selanjutnya tekanan darah diastolik lebih daripada atau pas dengan 90 mmHg.
"Salah satu yang menjabat tantangan dalam penanganan hipertensi adalah pasiennya kadang tidak sadar kalau mereka mengidap hipertensi dan modern ketahuan saat tekanan darah sudah di angka yang sangat banter," tuturnya dalam webinar, Rabu, 31 Agustus 2022.
Terkait pengobatan hipertensi untuk mencegah stroke, selain pencegahan primer, pencegahan sekunder terus tidak kalah berguna. Hipertensi sendiri tak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan demi pola urip pulih demi konsumsi obat.
"Selain efektivitas dan keamanan obat, saat memilih obat juga perlu mempertimbangkan kekukuh an dosis obat dalam darah yang dapat mempertahankan tekanan darah dalam 24 jam seengat frekuensi pemberian obat bisa dikurangi," tuturnya.
Penelitian acak terkendali (Randomized Controlled Trial / RCT) menunjukkan bahwa pengobatan dengan obat anti-hipertensi dapat menurunkan risiko stroke sampai-sampai 32 persen. Termenganut obat dari golongan Calcium-channel blockers (CCB), Anti Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) atau Angiotensinogen Receptor Blocker (ARB) lagi beta blocker.
"Golongan CCB berbuat dengan memotong kekraman dinding pembuluh darah membarengi menyebabkan pembuluh darah arteri melebar. Golongan CCB sama dengan obat yang paling banyak digunakan dalam seluruh dunia karena efektivitas membarengi keamanannya," imbuhnya.
Salah satu obat golongan CCB merupakan Nifedipine. Nifedipine konvensional mempunyai era paruh yang cepak sehingga kudu diberikan 3 kali sehari. Namun, dengan adanya inovasi teknologi GITS (Gastro-Intestinal Therapeutic System), Nifedipine dapat diminum 1 kali sehari saja demi menurunkan tekanan darah.
“Penelitian menunjukkan, pemberian Nifedipine GITS dapat menurunkan tekanan darah lebih agam dibandingkan jenis CCB lainnya. Frekuensi pemberian obat belaka 1 kali akan meningkatkan ketaatan pasien terhadap pengobatan hipertensi sesangkat target penurunan tekanan darah dapat dicapai,” tambahnya.
Setiap kenaikan tekanan darah sistolik 2 mmHg hendak meningkatkan risiko stroke 10 persen di orang dewasa. Hipertensi sendiri ditemukan di 64-70 persen kasus stroke. Maka mengenai itu, mengendalikan hipertensi dapat memotong risiko stroke.
"Secara mekanisme, tekanan darah jangkung dengan dasarnya menyebabkan kerusakan sel dinding pembuluh darah (sel endotel) lagi mengganggu fungsi melalui otot hadapan dinding pembuluh darah nadi atau arteri," tandasnya.